Thursday, September 6, 2012

Tentang Berserah

Ada waktu-waktu dimana kita begitu bergantung kepada Allah
(meskipun sebenarnya setiap saat kita senantiasa bergantung padaNya).
Bergantung kepadaNya terhadap hal-hal yang diluar kuasa kita.
(meskipun sebenarnya juga, semua hal berada di luar kuasa kita ^_^)

Adalah wajar ketika kita, setelah berusaha sedemikian rupa terhadap sesuatu, ingin hasil yang seperti kita inginkan. Hasil yang –setidaknya menurut kita- pantas untuk kita dapatkan sebagai balasan atas ikhtiar kita.

Setelah berusaha belajar mati-matian dan berharap lulus dengan nilai terbaik…
Setelah bekerja banting-tulang mencari rejeki dan berharap mampu menghidupi keluarga dengan berkecukupan…
Setelah berikhtiar mencari suami/istri dan berharap mendapat suami/istri yang cantik wajah dan hatinya, yang shalih/ah, yang bersamanya berharap menjadi partner menggapai ridhaNya…

Namun adalah pula suatu kemestian, bahwa segala sesuatu tidak luput dari ketentuan Allah.

Semua telah Allah tuliskan dalam Lauh Mahfuz dan tinta telah mengering. Maka akan tenang hati seorang hamba jika setelah ia berikhtiar, ia berserah atas semua keputusan/hasil yang ditentukan Allah atasnya, kehidupannya…

 “Setiap bencana  yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikannya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (Q.S. Al-Hadiid: 22-23)

Ia Maha Mengetahui apa-apa yang baik untuk kita, sedangkan kita tidak. Kita hanya menduga bahwa itu baik untuk kita, seringnya kita ‘sok’ tahu, begitu yakin, bahwa apa yang kita lakukan/dapatkan itu baik untuk kita. Padahal sejatinya tidak.

Seringkali kita berdoa agar Allah memberikan  yang terbaik. Padahal Allah selalu memberikan yang terbaik. Hanya kita yang tidak atau belum ridha atas apa yang Dia tentukan untuk kita.

Ridha, adalah tingkatan yang lebih tinggi dari sekadar cinta. Keridhaan kita terhadap apa yang Ia tentukan untuk kita, adalah pembuktian cinta kita kepadaNya. Ridha terhadap apa yang yang paling baik untuk kita sesungguhnya, sebenar-benarnya, seandainya kita bisa ‘melihat’ hikmah dibalik ketentuannya, yang kadang tidak kita sukai.

Berserah, terhadap apa yang sesungguhnya baik untuk kita, kebaikan sejati itu, tidakkah sesungguhnya merupakan hal yang mudah?

:)

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^