Thursday, September 6, 2012

Teko yang Kosong

Sebuah teko merasa dirinya kosong. Di sisinya ada gelas-gelas yang siap diisi.

Namun si teko merasa tak bisa, tidak pantas, mengisi gelas-gelas yang kehausan minta diisi.

"Teko yang kosong mana mungkin bisa mengisi gelas?" dalihnya ketika ditanya kenapa gelas-gelas itu tidak diisi.

Ah, teko, jika merasa kosong, kenapa tidak diisi saja?

Menjadi teko mungkin sebuah konsekuensi. Merupakan tugasnya untuk mengisi gelas-gelas. Apa jadinya kalau teko tak mau menjalankan tugasnya?

Bisa saja gelas-gelas disisinya akhirnya diisi teko-teko lain yang ada isinya.

Ah, dari tadi ngomongin teko. Sebenernya saya hanya mau meng-analogi-kan teko dengan diri kita sendiri.

Ketika kita menolak untuk memberi, yang dalam hal ini, menolak untuk "membina", dengan alasan 'teko yang kosong tidak bisa mengisi gelas', maka saya kira jawabannya adalah 'kenapa tidak diisi saja tekonya?'

Sampai kapan kita akan menghindar dari tugas ini? Karena dalam tarbiyah, mengisi dan diisi adalah proses berkesinambungan, lingkaran yang tak pernah putus.

Kader yang baik adalah kader yang bisa menghasilkan kader-kader baru.
Murabbi yang baik adalah murabbi yang bisa menghasilkan murabbi-murabbi baru.
Sebuah halaqoh dikatakan muntijah, apabila mereka mampu menghasilkan halaqoh-halaqoh muntijah baru.
Dikatakan paham kita terhadap sesuatu, apabila kita bisa memahamkan orang lain.

Tidakkah kita merasa ilmu yang kita dapat juga bermanfaat bagi orang lain?
Tidakkah kita ingin orang lain merasakan indahnya Iman dan Islam sebagaimana yang kita rasakan?
Tidakkah kita merindukan syurga yang Allah janjikan jika hidayah Allah mengalir lewat kerja, kata-kata, dan tindakan kita?

Ah, pisau yang tajam hanya pisau yang sering diasah, saudaraku...
Maka asahlah pisau itu selalu, jika tidak maka sungguh, ia akan cepat berkarat.

Janganlah takut membina, jangan pernah merasa tidak pantas (baca:sempurna), karena sesungguhnya tidak ada yang pantas kecuali murabbi kita yang mulia, Rasulullah SAW.

"Sampaikanlah, meskipun satu ayat"

Mari kita isi teko-teko kita, kemudian mari kita isi gelas-gelas disekitar kita.
Bismillah...

dan biarkan hidayah menjadi urusan Allah semata...

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^