Saturday, February 4, 2017

We're moving

Agak berat sebenarnya memutuskan hal ini... tapi keputusan saya sudah bulat.
Mohon maaf ya blogspot yang tercinta, dirimu terpaksa kutinggalkan...
Berat rasanya, tapi apa daya sulit sekali memelihara dua (bahkan tiga) blog sekaligus. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, saya akhirnya memilih untuk meneruskan blog pribadi (ninasabnita.wordpress.com) dan blog keluarga (abahshofi.com) yang di wordpress. Jadi, sementara ini, hingga waktu yang tidak ditentukan, blog ini akan saya non-aktif-kan. Tidak ada postingan terbaru dan nina's stories lagi. Beberapa postingan mungkin akan teman-teman temukan di blog sana. Saya tunggu kunjungannya di dua blog di atas yaaaa.

Sekali lagi saya mohon maaf...

This is not a good bye, just moving :)
So, see you there friends...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh...
Nina aka ummu Iffah aka ummu Shofi

Monday, January 2, 2017

Resolusi 2017?

Banyak berseliweran di wall facebook saya beberapa teman dan kenalan yang menuliskan resolusi 2017-nya seiring dimulainya hari pertama di tahun yang baru ini. Perlukah menuliskan resolusi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, resolusi berarti putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Entah kenapa kata 'resolusi' kemudian sering digunakan ketika momentum tahun baru-an tiba, dengan embel-embel 'angka tahun' dibelakangnya.

Bagi saya menuliskan cita, mimpi, asa, sudah saya lakukan semenjak saya masih gadis. Sebagai seorang koleris melankolis yang teratur, saya biasa menuliskan dengan rapi apa saja (meski kebiasaan ini luruh ketika menikah dengan suami plegmatis yang 'ngalir aja' hehehe). Saya selalu punya agenda, dulu malah menyengaja membeli agenda yang bagus dan mahal. Ketika menikah, saya mengajak suami untuk menuliskan mimpi kami dalam sebuah buku khusus. Cita itu pun tidak lagi mimpi pribadi yang diperjuangkan sendiri. Mimpi itu menjadi mimpi kami, mimpi keluarga.

Di awal pernikahan kami menuliskan visi dan misi keluarga hingga action apa yang diperlukan untuk meraih mimpi itu. Buku mimpi ini kami revisi seiring waktu. Anak-anak yang dititipkan kepada kami, termasuk asisten rumah tangga yang ikut tinggal bersama kami pun menjadi bagian dalam hal-hal yang ingin kami raih.

Saya lupa tepatnya kapan. Sebenarnya saya biasa menuliskan mimpi, target, harapan sejak lama. Tapi kebiasaan menuliskan dengan detail setiap mimpi ini bermula ketika saya membaca buku Chicken Soup for the Soul versi meraih mimpi yang ini:

Saya tahu covernya tak semenarik buku-buku Chicken Soup versi lain, tapi isinya sungguh menginspirasi saya. Banyak kisah-kisah sukses orang-orang yang mimpinya terwujud dan yang lebih kerennya lagi, penulisnya merangkumkan untuk kita tips-tips, langkah demi langkah, bagaimana bisa berhasil meraih mimpi sebagaimana orang-orang yang sharing di buku tersebut. Buku ini sangat saya rekomendasikan sekali, highly recommended book. Keren banget!

Hidup dan sekolah di luar negeri juga adalah mimpi yang saya dan suami tuliskan di buku mimpi kami bertahun-tahun yang lalu. And now here we are...

Sangat menakjubkan ketika membuka lagi buku itu, ketika kita pada akhirnya berhasil meraih satu persatu apa yang kita citakan dahulu. Impian yang -saya masih ingat perasaan yang saya rasakan ketika menuliskannya- tampak mustahil, seperti bunga tidur yang kemudian lenyap ketika terbangun di pagi hari. Tapi ternyata Allah swt menjadikan mimpi itu hal yang baik dan dengan kehendakNya kami bisa menghirup dinginnya udara musim dingin di York, UK, ribuan kilometer jauhnya dari kampung halaman.

So, kembali ke resolusi 2017, perlukah?

Yup, menurut saya perlu sekali. Meskipun saya sendiri lebih memilih momentum hari lahir yang lebih personal dan private untuk mimpi personal saya, atau hari pernikahan untuk cita-cita keluarga. Di momen itu saya (atau kami) mereview kembali mana mimpi yang sudah dan belum terwujud, merevisi mimpi, membuat mimpi-mimpi baru, untuk anggota baru misalnya (harapan kami untuk si bungsu belum sempat kami tuliskan hehehe..), dan lain-lain. Apapun momentum yang kamu pilih, misalnya tahun baru ini, silakan menuliskan apa saja target, mimpi, cita, dan harapan (apapun namanya) untuk dirimu, keluarga, anak-anak, bahkan bangsa dan negara juga bisa (apa yang kamu bisa lakukan untuk itu).

Resolusi 2017 saya?
Banyaaaaaak...  :D

Ohya, satu lagi, tak perlu membandingkan mimpi kita dengan mimpi orang lain, capaian kita dengan capaian orang lain. Orang yang merugi adalah orang yang hari ini lebih buruk atau sama saja dengan hari kemarin, bukan lebih buruk dari orang lain. Tiap orang punya passion dan kelebihan masing-masing, bidang dimana kita bisa memberi manfaat untuk orang banyak yang berbeda-beda. Silakan mengambil pelajaran atau terinspirasi atas kesuksesan orang lain, tapi pastikan itu benar-benar mimpimu :)