Friday, September 7, 2012

Apresiasi

Salah satu acara yang paling sering saya tonton belakangan adalah Zona Juara di MNC tv (eks TPI). Hampir tiap hari pukul 16.30. Aslinya sih acaranya TV Champion dari Jepang. Isinya tentang semua kejuaraan, perlombaan, yang diselenggarakan oleh tv chamion tersebut. Mulai dari lomba masak, membuat kue, istana pasir, patung es, patung lilin, keramik, kaca, gerabah, tanah liat, membuat replika, keterampilan dari balon, menyusun balok, mengingat sesuatu, cepet-cepetan membuat sekian porsi mie, sushi, dll, hampir semua jenis keterampilan/kemampuan yang dimiliki manusia.

Saya kagum dengan bagaimana orang jepang mengapresiasi kemampuan apapun, bahkan mungkin yang paling ngga penting menurut orang banyak sekalipun (misalnya menyusun 2000-an dadu kecil ukuran 5x5x5mm menjadi piramida yang tinggi).

Saya juga pernah mengagumi bagaimana orang barat/amerika mengapresiasi sesuatu. Ketika menonton Oprah misalnya. Begitu besarnya apresiasi terhadap hal-hal yang menurut kita -mungkin- kecil. Tepuk tangan, 'wow', 'amazing', bahkan standing aplause sering diberikan untuk hal-hal yang kecil itu. Di supermarket merek 'luar' (jika kita memperhatikan) akan kita lihat pengumuman "Best .... of the month" dengan foto seorang pegawai terpampang besar.

Ucapan 'terimakasih' misalnya. Orang indonesia jarang sekali melakukan hal ini. Setelah mengisi bensin, di supermarket, di bank, siapa yang berterimakasih? Pasti pelayannya, mungkin karena mereka dipaksa untuk demikian atas nama pelayanan prima. Tapi pernahkan si custumer berterimakasih kepada 'pelayan-pelayan' itu? Sepertinya masih jarang.

Jarang juga ditemui penghargaan-penghargaan atas apa yang telah dilakukan dengan baik. Jika seseorang berlaku baik, maka memang sudah seharusnya ia begitu. Tapi ketika ia melakukan kesalahan, jangan harap akan ada toleransi.

Di kantor misalnya. Kalo telat/ga masuk, potong gaji. Melanggar peraturan/kode etik, PP 30. Apalagi kalo ada yang sampe komplain terhadap apa yang kita sudah kerjakan, hmmm... tinggal tunggu ditegur atasan.
Pernahkah menerima penghargaan ketika tak pernah terlambat? Ketika bekerja profesional? ketika berhasil memuaskan wajib pajak atas pelayanan kita?
Mungkin jarang (kalo tidak boleh disebut tidak pernah). Karena itu memang tugas kita, dan untuk itu kita digaji.

Ketika anak nurut, patuh, bersikap baik, kita jarang mengapresiasi keberhasilannya. Tapi ketika dia rewel, tak patuh, maka kita langsung meradang, mengucapkan kata-kata yang mengkerdilkan ia, hukuman pun jatuh. Tak pernah ingat bagaimana ia merapikan mainannya sendiri, ketika ia menurut ketika disuruh bobo siang, ketika ia menghabiskan makanannya, dll...

Otak kita begitu cepat menangkap kesalahan, tidak secepat kita menangkap kebaikan.

Mengapresiasi memang belom biasa kita lakukan. Maka asahlah kepekaan terhadap hal-hal yang baik. Tidak ada lagi 'karena nila setitik rusak susu sebelanga'.

Mari kita hargai, apresiasi kerja-kerja orang lain, meski itu kecil. Belajar untuk terus mengingat kebaikan-kebaikannya ketika ia bersalah.

Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^