Thursday, September 6, 2012

Ringankan yang Ringan, Mudahkan yang Mudah

Seorang ibu sedang hamil 8 minggu (masih trimester 1), dan ia bertekad terus berpuasa meski apa yang dimakan terus keluar (mual dan muntah)...

Ibu lainnya sedang menyusui anaknya yang belum lagi genap 4 bulan (masih ASI eksklusif), dan juga begitu bersemangat menyambut Ramadhan dengan terus berpuasa meski dengan begitu ia harus memberikan anaknya susu tambahan, meski dia sendiri mengakui ASInya berkurang bahkan anaknya diare ketika meminum ASI-sore hari-nya yang ia paksakan untuk ikut berpuasa Ramadhan.

Saya tidak menyangsikan semangat ibu-ibu ini yang begitu gembira menyambut Ramadhan, bulan penuh berkah ini, sehingga disambut dengan sukacita. Pastinya mereka berharap dengan keberkahan Ramadhan, insyaAllah akan membawa keberkahan dan anugrah juga untuk janin/bayi mereka.

Afwan, saya berpendapat lain.

Allah memberikan kemudahan, rukhsah, untuk ibu hamil dan menyusui ini. Mereka dapat berbuka dan kemudian membayar fidyah sebanyak hari yang ditinggalkan. Begitu menurut jumhur ulama, dalam buku Fiqh Puasa-nya Yusuf Qardhawy.

Maka ambillah kemudahan dari Allah tersebut, sesungguhnya Allah lebih menyukainya.

"Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu." (Al Baqarah:185)

"Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan."(Al-Hajj:78)

Juga sabda Rasulullah SAW,"Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit diri dalam agama kecuali agama akan mengalahkannya."

"Permudahlah jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah membuat orang lari."

Atau Aisyah berkata saat menyifati sikap Rasulullah,"Tidaklah Rasulullah diberi dua pilihan kecuali dia memilih yang paling mudah diantaranya selama itu tidak mengandung dosa."

Maka sebaiknya lah juga kita mengambil kemudahan itu. Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^