Suatu
malam saya bermain bersama si kembar. Kali ini main 'sembunyi kertas'.
Caranya (tentunya setelah hompimpah yang ga jelas cara nentuin siapa
yang 'jaga'... intinya ya terserah mereka... hehe...) berbekal secarik
kertas kecil yang di'untel-untel' (apa ya istilahnya, pokoknya dibuat
sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti kelereng kecil) yang giliran
jaga harus menunduk sehingga nanti di atas punggungnya diletakkan
telapak tangan pemain lain.
Salah satu pemain akan bernyanyi sambil
kelereng kertas itu dipergilirkan dari satu tangan ke tangan lain sampai
lagu selesai. Nanti yang 'jaga' akan menebak di tangan siapa kelerang
kertas tadi berada. (Seharusnya) kalo tertebak maka pemain di tangannya
ada kertas akan gantian menjadi yang 'jaga' (tapi kalo main sama si
kembar, terserah mereka yang jaga siapa, kalo yang jaga udah capek
diganti sama yang lain... hehe...)
Nah, yang ingin saya ceritakan
adalah, biasanya lagu yang dinyanyikan saat mempergilirkan kertas itu
adalah lagu anak-anak, seperti balonku, pelangi, naik kereta api, dll.
Tapi entah kenapa pada malam itu, Iffah yang giliran bernyanyi
menyanyikan lagu yang membuat kening saya berkerut dan telinga saya
protes. Tak lain tak bukan lagu populer "Tak Gendong" dari Mbah Surip.
"Tak
gendong kemana-mana... tak gendong kemana-mana... enak dong... mantep
dong... daripada kamu naik ojek kesasar..." (nyanyinya lancar banget
lagi)
Refleks saya langsung minta ganti lagu sambil heran sekali, koq bisa-bisanya Iffah memilih lagu itu.
"Koq,
kaka Iffah nyanyi lagu itu? Umi ngga mau kalo lagu itu. Lagu yang lain
aja. Balonku aja..." sahutku meng-interupsi lagu yang sedang
dinyanyikannya dengan semangat.
"Ooo... balonku ajah? Ya udah...
Balonku ada dua... Lima-lima jarinya... Kuangkat keduanya... bila aku
berdoa... " untung Iffahnya ngga protes waktu saya minta ganti lagu dan
ngga bertanya kenapa, kalo ditanya saya juga bingung jawabnya...
Btw,
itu lagu sebenernya yang bener "tanganku ada dua" dengan nada "balonku"
yang diajarin di TPA deket rumah. Tapi tiap kali dikasih tau yang bener
"tanganku" bukan "balonku" si kembar protes, "Yang bener balonku!!!"
makanya sampe sekarang tetep aja nyanyinya gitu...
"Balonku ada dua...
Lima-lima jarinya...
Kuangkat keduanya...
Bila aku berdoa..."
Lima-lima jarinya...
Kuangkat keduanya...
Bila aku berdoa..."
No comments:
Post a Comment
Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^