Sunday, October 30, 2016

Terlalu asyik

Sudah hampir setahun semenjak anak-anak (dan abinya) mendarat di Inggris dan semenjak itu pula hidup saya 'penuh' dengan mereka. Jangan ditanya nilai-nilai (kuliah) saya, sangat jauh dari harapan... -_-"

Hidup di negeri orang pastinya jauh berbeda dengan hidup di kampung sendiri. Tidak hanya bahasa, tapi juga kebiasaan, makanan, suhu dan cuaca. Tak hanya itu, rutinitas sebagai ibu bekerja yang biasa pergi pagi pulang malam juga berubah drastis menjadi ibu rumah tangga yang nyambi jadi mahasiswa.

Tentunya saya sangat menikmati segala perubahan itu. Dapur yang dulu saya kunjungi hanya ketika weekend, sekarang hampir setiap saat saya selalu ada dan beraktivitas di dapur. Memasak menjadi keharusan dan sekaligus hobi baru. Cuaca yang dingin membuat perut selalu lapar dan waktu luang yang banyak (dan juga ke'hangat'an dapur ditengah suhu dibawah 10 derjat) membuat aktivitas memasak menjadi menyenangkan. Mencoba resep baru atau resep lama dengan bumbu yang 'seadanya' (baca: tersedia -soalnya rada susah nyari bumbu segar disini) menjadi rutinitas baru.

Antar-jemput sekolah anak juga menjadi rutinitas menyenangkan lainnya. Sungguh merupakan keistimewaan yang luar biasa ketika saya sempat (bahkan setiap hari) mengantarkan anak-anak ke sekolah, melepas mereka bermain dan menuntut ilmu. Ritual cium tangan dan peluk cium sebelum berpisah menjadi kebahagiaan dan kenikmatan tersendiri yang tak akan bisa saya lakukan ketika nanti balik ke Indonesia. Maka tiap pelukan dan kecupan selalu saya lakukan dengan sepenuh hati.

Aktivitas lain yang juga saya nikmati adalah shalat berjamaah dan 'obrolan' antara magrib dan isya. Di Indonesia saya biasa tiba di rumah sekitar jam 7 malam dengan kondisi letih penuh asap dan keringat. Nyampe rumah udah sisa-sisa tenaga. Tak pernah sempat shalat bersama anak-anak. Di sini, di masa ketika kuliah 'cuma' dari jam 9 sampe jam 3 atau 4 sore (itu pun ga tiap hari) dan jarak rumah-kampus cuma (paling lama) 30 menit jalan kaki (bisa lebih cepat lagi kalo naik sepeda), waktu luang bersama anak-anak berasa berlimpah. Tiap pagi ketika nganter sekolah bisa ngobrol, pun ketika sepulang sekolah di sepanjang jalan juga bisa nanya tadi ngapain aja dan mereka pun cerita segala macam. Sampai di rumah selalu kelaparan, biasanya saya buatkan 'cemilan berat' seperti pizza bikinna sendiri, bakwan, ubi goreng hangat, donat, kentang goreng, cake, dan lain-lain. Setelah itu shalat magrib, ngaji, trus shalat isya. Sebelum abinya dapat kerjaan, kami (hampir) selalu shalat bersama. Agak berat ternyata 'mengawal' tilawah dan hafalan anak-anak kalo diurus sendiri sebab sayanya juga ga disiplin. Nanti (kalo inget) akan saya ceritakan lain waktu.

Begitulah rutinitas saya sekarang yang menyebabkan saya 'lalai'. Lalai belajar, lalai menulis, lalai membaca... lalai semuanya. Saya terlalu asyik menikmati kebahagiaan langka ini...

Sekian dulu curcol dan 'pembenaran' kali ini. Mohon maklum dan terima kasih :D

Monday, May 30, 2016

Ke kampus umi

Ini kumpulan foto anak-anak yang saya ajak jalan-jalan ke kampus pas baru datang.

Di Cafe Library
Di lobby perpus

Ci luk baaa...!

Salah satu taman samping The Cafe Deli

Samping Alcuin Building

Taman dekat Alcuin Building
Pertama kali naik bus tingkat
Langsung pilih di atas paling depan

Welcome my love

Akhir Sepember 2015, saya berangkat meninggalkan orang-orang yang saya cintai. Suami, keempat bidadari, orang tua, sanak keluarga... Berpisah 15 ribu kilometer dari mereka sungguh berat untuk saya. Ini pertama kalinya saya bertualang sejauh dan selama ini...

Semenjak awal, sedari berniat ingin menimba ilmu di negeri seberang, saya sudah bertekad untuk membawa serta bidadari-bidadari tercinta. Mereka jualah sesungguhnya yang membuat saya berani melangkah, langkah yang teramat jauh ini. Mereka tak boleh tinggal lama.

Sebelum berangkat, saya dan suami akhirnya memutuskan mereka harus berangkat sesegera mungkin. 12 November adalah deadline pengajuan visa, sebab setelah tanggal itu aturan yang baru akan diberlakukan. Aturan yang membuat perjuangan untuk bersama akan menjadi semakin sulit (terutama karena ada tambahan deposit hingga hampir dua kali lipat dari yang sebelumnya), maka kamipun berusaha agar visa bisa keluar sebelum tanggal itu.

Mengurus visa tidak sulit sebenarnya, hanya saja aturan yang diterbitkan oleh negara tujuan membuat kita berhati-hati agar jangan sampai gagal (kalo gagal, untuk apply ulang membutuhkan biaya yang tidak sedikit). Ngisi form online juga tidak boleh sembarangan, karena negara maju punya basis data yang kuat. Salah input (apalagi sengaja) akan berbuntut panjang.

Submit berkas visa ke VFS center di Kuningan City
Setelah berkali-kali mengecek kelengkapan isian form, kadang agak ragu dengan isian (karena kurang paham atau takut salah mengerti data yang diminta), akhirnya submit juga. Untuk mengantisipasi deadline 12 November, kami mengusahakan agar visa sudah keluar sebelum tanggal itu (meskipun diaturan disebutkan tanggal itu adalah batas submit aplikasi) dengan meminta jalur "priority" (3 hari jadi). Alhamdulillah 10 November visa suami dan anak-anak granted.

5 Desember 2015, setelah segala tetek bengek, letih peluh dan air mata, alhamdulillah mereka selamat mendarat di Manchester Airport pukul 7 pagi waktu Inggris. Tak terlukiskan betapa bahagianya saya bisa memeluk mereka. Alhamdulillah ya Allah...

Baru nyampe di Manchester Airport, jaket dan syal udah saya siapin karena cuaca dingin banget
Di kereta dari Manchester menuju York


Friday, March 18, 2016

(Masih) Tentang Essay

Setelah sebelumnya saya cerita tentang practise essay, kali ini saya pengen cerita tentang (nasib) essays saya, the real version. Maksudnya yang bener-bener dinilai dan menjadi penentu saya lulus atau tidak di term ini.

Essay pertama, saya disuruh memilih satu dari lima pertanyaan dan menjawabnya dalam 5000 kata. Saya kemudian memutuskan memilih pertanyaan tentang implementasi kebijakan, karena saya suka. Saya sudah menemukan jawabannya dan tinggal menuliskannya. Meski sudah practice sebelumnya, tapi menuliskan ide dalam bahasa inggris sungguh sulit bagi saya. Yang lebih sulit lagi (dan ternyata saya memang banyak salah disini) adalah mereferensikan sesuatu. Ketika kita menukil perkataan seseorang, banyak hal yang perlu diperhatikan. Bagaimana meng-quote langsung, bagaimana menuliskan kembali dengan bahasa sendiri alias paraphrase, dan sebagainya. Sebenernya saya lebih pede dengan essay yang ini, tapi dosen penilai menentukan lain.

Essay kedua, tentang perbandingan antarnegara. Jadi saya disuruh membuat kalkulasi atau suatu perhitungan dengan membandingkan keadaan di beberapa negara dan membuat analisa tentang hal tersebut. Topiknya terserah. Dan ini yang membuat saya galau. Saya ga terlalu suka milih ternyata :D hahaha. Ketika saya disuruh milih, malah terlalu banyak pertimbangan akhirnya susah banget untuk mutusin yang mana yang akan diambil. Finally, setelah minta advise dari seorang teman yang sudah menyelesaikan essaynya jauh hari sebelum due date, 4 hari sebelum deadline saya ambil topik tentang anak. Ga begitu pede dengan essay yang ini sebenernya, apalagi diakhir essay ada hipotesis yang 'perlu penelitian lanjutan' karena saya ga bisa ambil kesimpulan.

Well, surprisingly, ternyata begitu nilai keluar, essay kedua saya nilainya jauh diatas nilai essay pertama. Karena banyak kesalahan di referensing dan bad paraphrasing, dan terutama karena paragraf-paragrafnya kek berdiri sendiri alias ga terintegrasi dan ngga ngalir, saya harus rela dikasih nilai slightly diatas batas 'Pass'. But I am very happy though, yang penting pass lah hahaha :D :D :D

Kecewa? Ga juga sih... 
Ya tentu saja saya pengen dapet nilai lebih tinggi, tapi harus legowo dengan nilai yang dikasih dosen. Ada banyak pelajaran yang semoga saya ga ulangin lagi di assessment berikutnya...

Nasib anak kost... eh maksudnya nasib student :D :)