Thursday, September 6, 2012

Ibu Mana Lebih Baik?


Dalam setiap pembahasan mengenai ibu bekerja vs ibu di rumah selalu menyisakan kepedihan yang mendalam pada diri saya.
Dilema.
Tidak akan bisa dibandingkan keutamaan ibu yang mendidik anak-anaknya di rumah, bersama mereka sepanjang hari, mendengarkan celoteh mereka, menjadi yang pertama kali mendengar tangis mereka, yang pertama kali disebut namanya saat terluka, menyediakan pelukan saat dibutuhkan, meracik makanan penuh nutrisi dengan bumbu cinta dan doa… setiap hari, sepanjang waktu…
Waktu dan kebersamaan, tak akan bisa terbayar dengan apapun.
Tak kan terbayar dengan jalan-jalan ke Dufan sehari penuh, makan di mall, main di taman bermain, berenang di waterboom, atau menginap di tempat wisata berhari-hari.
Tak akan pernah terbayar. Tidak akan pernah…
Maka bila ada yang memberikan sebuah teori tentang kuantitas vs kualitas (yang saya tau dalam ilmu parenting tidak ada istilah “lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas”) maka dengan terpaksa saya harus memilih kualitas.
Bukan karena saya tidak percaya kebenaran teori itu. Semata-mata karena saya jelas-jelas tidak bisa memberikan kuantitas pertemuan kepada buah hati saya. (jangan menyarankan sesuatu yang jelas-jelas tidak dapat kami lakukan. Itu hanya membuat hati kami sedih)
Dalam hati setiap ibu bekerja, saya yakin, dalam hati terdalam mereka, dalam setiap kali perpisahan di pagi hari dengan buah hati –baik mereka dalam keadaan terbangun maupun masih tertidur lelap- pasti ada perasaan bersalah –sangat bersalah, tapi tak punya pilihan selain menjalani apa yang sudah jadi keputusan bersama itu. Perasaan bersalah yang tak dapat diredam dengan berapapun uang yang dibawa pulang…
Syukur, ekonomi, da’wah, semua bisa saja kami jadikan pembenaran, tapi tetap tak bisa menggantikan semua.
Tapi hanya doa ibu yang tanpa hijab, hanya doa ibu yang makbul. Bukan doa pembantu, doa nenek, doa budhe… Hanya doa ibu.
Dan kepada siapa lagi kami harus menitipkan selain kepada Yang Maha Menjaga, Maha Melihat, lagi Maha Memberi.
Dan tentang siapa yang lebih baik?
 Biarlah di hari akhir nanti kita buktikan, siapa ibu yang mendapatkan gelar ‘ibu shalihah’-‘ibu sukses’-‘ibu yang berhasil mendidik anaknya’-dan yang paling penting ‘ibu yang bahagia bersama anak-anaknya menikmati ridha Allah dalam istana megah  syurgaNya’
Afwan jiddan wa jazakumullahu khairan katsira.
-teriring doa saya untuk semua ibu shalihah yang bekerja, semoga Allah ridha kepada kita dan menjaga anak-anak kita. Biarlah Allah saja yang tau niat dan tujuan kita.

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^