Wednesday, September 30, 2015

My First International Travel (1)

Alhamdulillah akhirnya bisa mulai nulis lagi...

Sangat banyak yang sudah terjadi sepekan terakhir. Hari-hari paling mengaduk emosi. Nanti mungkin akan saya ceritakan masa-masa galau itu :D
Tapi sekarang (sebelum lupa detail-detailnya), baiknya saya share dulu cerita perjalanan internasional pertama saya.

Jumat siang, 25 September 2015

Saya masih sibuk dengan bongkar-susun-bongkar-susun koper. Ada aja yang rasanya belum dimasukkan, ada juga yang -ketika dilihat-lihat lagi- harusnya ga perlu-perlu amat untuk dibawa nyebrang lautan. (tentunya karena kapasitas koper yang terbatas. Maskapai hanya mengizinkan berat maksimal untuk bagasi hanya 30 kg). Selain itu, juga baru sadar kalo belum print tiket. Akhirnya siang-siang itu terpaksa keluar lagi untuk print tiket dan beli gembok.

Sore, di rumah udah ngumpul adik-adik saya, ibu mertua, adik ipar, dan ponakan-ponakan. Jam 7 malam itu saya pun pamit ke semuanya. Pamitan, selalu jadi momen yang paling mengharukan. Terutama ke my little Shofi yang... (ah, kalo inget itu saya jadi pengen nangis lagi...)
So, jam 7 lewat taksi datang. Saya say goodbye ke semuanya dan malam itu diantar suami dan ibu mertua, saya berangkat ke bandara.

Jumat malam

Belum jam 9 dan kami sudah sampai Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, tempat keberangkatan saya. Saya dan teman-teman naik Emirates, maskapai milik Uni Emirat Arab, yang transit di Dubai (berharap bisa melihat sekilas kota Dubai yang fantastik, meski harus kecewa ga bisa lihat apa-apa dari bandaranya hehehe).

Saya langsung kontak 2 orang rekan yang barengan berangkat ke York, Iskandar (alias Babeh) dan Nugie. Mereka tiba tak lama kemudian. Kami lalu memutuskan untuk check-in dulu (ngasih koper utk bagasi) dan dapat boarding-pass, baru kemudian keluar lagi untuk pamitan.

Sekitar pukul 10-an, akhirnya saya pamit ke suami dan ibu mertua. Masuk lagi ke Gate 1, dan memulai perjalanan bersama rekan seperjuangan. 
(Mulai dari sini, akan sangat baik kalo passport dan boarding pass dipegang saja hingga ke ruang tunggu. Ga perlu dimasukkan ke tas.)

Oke, pertama, ngasih koper buat bagasi dan dapet boarding pass.
Selanjutnya, loket imigrasi. Seharusnya sebentar saja jika saya ga masukin passport dan boarding-pass ke tas -_-"
Kemudian passport akan dicap sama petugas imigrasi.
Next, jalan lumayan jauh ke Gate B-4 (kalo ga salah). Sebelum masuk Gate, petugas akan meminta lagi passport dan boarding pass. Disini juga saya merasa bodoh karena bawa aqua 2 botol yang akhirnya harus disita petugas karena memang tidak diperbolehkan dibawa ke dalam pesawat.

Jadwal keberangkatan pesawat adalah pukul 00.40 WIB. Sekitar pukul 12 tengah malam, para penumpang sudah diminta untuk masuk ke dalam pesawat. Nah, disini tak perlu siapin passport lagi, cukup boarding-pass-nya aja. Ketika masuk ke pintu pesawat, pramugari akan menanyakan kursi (kita harus menunjukkan boarding-pass) agar dia bisa mengarahkan kita harus lewat ke sebelah mana.

Pesawat Emirates yang saya naiki lumayan besar. Satu deret ada 7 kursi (ABC-DEFG-HJK). Masing-masing 3 kursi dekat jendela dan 4 kursi tengah. Saya dapet kursi F. Agak kecewa sebenernya karena pengennya di deket jendela, tapi untungnya bangku sebelah saya (G) kosong, jadi saya 'menguasai' 2 kursi.

Ukuran kursi relatif hampir sama dengan maskapai nasional. Di masing-masing kursi sudah tersedia headset, selimut dan bantal kecil. Di depan masing-masing kursi (ditempel di punggung kursi depan) ada tv dengan ribuan channel plus game.

Biasanya sih favorit penumpang (saya maksudnya :D ) adalah channel film. Tinggal pilih banyak film terbaru, film seri, film anak-anak, film lama juga ada, dari hollywood, bollywood, film-film timur tengah atau eropa juga ada.

Selain itu, ada info tentang perjalanan juga. Di channel informasi tersedia semua info yang kira-kira dibutuhkan penumpang, seperti ketinggian pesawat, jarak tempuh, waktu tempuh, hingga temperatur. Kita juga bisa memilih view/penampakan sisi mana yang ingin kita lihat selama perjalanan. Di bagian-bagian tertentu di luar pesawat dipasang kamera sehingga penumpang bisa melihat langsung kondisinya. Ada yg dipasang tepat dihidung depan pesawat, di roda depan (untuk melihat pemandangan di bawah pesawat), dan di ekor pesawat. Kita bisa memilih view mana yang kita suka. (Ketika take-off dan landing saya lebih suka lihat channel ini. Setelah itu baru nonton film).
Jika ada pengumuman oleh pilot atau pramugari, layar akan langsung freeze. 

Terakhir kali naik pesawat nasional, sebelum pesawat take-off, pramugari akan memeragakan hal-hal terkait keselamatan dalam pesawat. Kali ini, pramugari tinggal berdiri dengan manis di tempatnya masing-masing, dan hal-hal yang perlu diketahui penumpang cukup ditampilkan di layar depan kursi masing-masing. Lebih visual dan informatif (kalo kata saya hehehe).

Ketika pesawat sudah take-off dan pesawat sudah stabil lagi, biasanya pramugari akan membagikan handuk kecil basah. Mereka akan memberikannya 2 kali, setelah take-off dan sebelum landing. Untuk perjalanan Jakarta-Dubai handuk basahnya hangat. Saya menggunakan untuk membasuh wajah, leher, dan tangan. Tak lama pramugari akan mengambil lagi handuk tersebut, jadi jika sudah menggunakan pegang saja atau taruh di tempat yang mudah diambil (jangan dibuang atau disimpan ya :D )

Untuk penerbangan selama 7 jam, saya mendapatkan 2 kali makan. Biasanya akan lengkap, mulai dari appetizers, main course, dan desert, termasuk minuman. Selain itu mereka juga akan menawarkan minuman tambahan berupa teh, kopi, jus, atau air mineral. Ohya, sebelum membagikan makanan, mereka juga membagikan daftar menu yang akan dihidangkan. Hanya bersifat pemberitahuan (jangan bayangkan bisa milih kek di resto ya hehehe...)

Suhu udara selama dipesawat sangat dingin. Meski udah pake pakaian tebal dan jaket, tetep aja kedinginan. Selimut ga terlalu banyak membantu. Makanya saya ga bisa tidur selama perjalanan, meski sudah mencoba beberapa kali. Jadi, mending siapin jaket tebal, kaos kaki tebal, sarung tangan juga boleh. Ohya, bantal kepala juga sangat dianjurkan karena perjalanannya total 18 jam, jadi bawa bantal kepala worthed banget lah (saya ga bawa karena mikirnya ribet dan cuma dipake sebentar. The fact is 18 jam itu ga sebentar sodara-sodara :D )

Keknya tulisannya akan jadi terlalu panjang kalo saya ceritain semua.
Well, segitu dulu ya. Nantikan perjalanan jilid 2 nya ketika saya transit di Dubai dan landed di Manchester :)

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^