Sejak
si abi kuliah, dari hari senin sampe kamis aku tidak lagi pulang maik
motor. Tidak ada cerita kantor, obrolan ringan (maupun berat) sepanjang
perjalanan pulang, waktu dimana kami hanya berdua saja (soalnya kalo di
rumah ada anak-anak... ^_^)
Well, bukan itu yang mau saya bahas...
Menu
wajib kopaja dan metro mini, tidak lain adalah para pengamen. Mengais
rejeki dengan mengumandangkan satu atau beberapa nyanyian demi mengharap
rupiah dari penumpang yang mungkin lebih beruntung.
Polahnya
juga bermacam-macam. Namanya juga jakarta, ide yang ga ada habisnya,
demi bertahan hidup. Mulai dari yang suaranya memelas, lembut alias
lemes menghiba, nyanyi seadanya dengan perlengkapan gitar, harmonika,
plus drum-drum'an, ada yang pake rebana, atau hanya berbekal botol aqua
kecil yang di isi beras. Yang agak 'serius' biasanya pake tape + speker +
mic sehingga bisa denger musiknya lengkap (kaya' karaoke gitu). Nah,
yang terakhir ini biasanya dapet banyak, karena suaranya bagus, ngga
ngasal, kadang nyanyi beberapa lagu yang lagi "in"...
Seperti
yang kutemui kemaren. Seorang gadis kecil dengan seorang bapak ngamen
di bus yang kunaiki. Awalnya ga gitu perhatian. Mukaddimah seperti biasa
(selamat siang, bapak2, ibu2, mohon maaf jika kami mengganggu...
bla..bla...), terkejut begitu mendengar intro lagunya. Lagunya "Kaulah
Segalanya" by Ruth Sahanaya (kebetulan pernah jadi lagu favoritku).
Buset, nih orang lagunya boleh juga... Agak ragu dia bisa mencapai nada
tinggi di reff-nya ngga ya? Dan ternyata berhasil saudara2... Tanpa
kedengeran maksa, dia nyanyinya nyante banget... (udah sering kali
ya...)
Masuk ke lagu kedua, langsung tau dari
intronya, ni lagunya samson "Kenangan Terindah". Pertama si bapak yang
nyanyi dengan suara bass-nya dan dilanjutkan dengan mulus oleh gadis itu
pas di reff.
Lagu terakhir, juga enak didenger,
salah satu lagu dari Ungu (saya lupa judulnya)... Dilanjutkan dengan
mengedarkan kantong plastik untuk mengumpulkan receh demi receh sampai
penumpang paling belakang. Kulihat hampir semua tangan mengambil
kesempatan memasukkan koin atau seribuan ke dalam kantong si gadis,
termasuk tanganku.
Persis saat bus keluar tol,
si gadis dan bapaknya sampai di pintu keluar di belakang dan ikut turun
untuk menjemput rejeki lagi di bus-bus berikutnya...
Pernah
juga suatu kali naik metri mini jurusan blok M-lebak bulus (rute tiap
hari) kali ini nyoba yang via pondok indah. Sudah sekian pengamen yang
mencoba menyenandungkan lagu pamungkasnya namun hanya lambaian tangan
yang di dapat, kalo beruntung kadang plus senyuman. Seorang anak
laki-laki lumayan gemuk naik dengan botol berasnya. Awalnya agak suudzon
juga sama anak ini karena badannya yang gemuk (artinya menurut saya
tidak seharusnya dia minta2, karena gizi terpenuhi... hehe...) Tapi saya
langsung terhibur dengan nyanyiannya karena demi Allah suaranya bagus
banget. Pantes untuk ikut ajang kompetisi semacam Idola Cilik dan
sejenisnya itulah... Lagunya Ungu yang terbaru yang jadi soundtrack
"Para Pencari Tuhan" itu (saya lupa judulnya apa) enak banget
didengernya, nyanyinya ga ngasal dari awal sampe akhir bagus...
Pendengar puas, dan berpindahlah receh demi receh ke kantong dari
tangan2 yang tadi hanya memberikan lambaian, termasuk juga tangan
saya...
Begitu keras perjuangan mereka yang
mengadu nasib di ibukota, demi sesuap nasi harus rela berpanas2
berhujan2 naik turun dari bis satu ke bis lain. Tapi kalo
sungguh-sungguh insyaAllah rejeki akan datang...
Sedikit cerita tentang pengamen yang 'bagus'...
Pengamen juga manusia...
No comments:
Post a Comment
Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^