Thursday, August 30, 2012

I'tikafku

Ramadhan tahun ini kamu sudah i'tikaf?

Untuk para akhawat, i'tikaf mungkin sesuatu yang agak susah dilaksanakan, terutama bagi yang sudah menyandang predikat istri atau ibu. Ya, saya memang sudah 5 tahun tidak lagi pernah i'tikaf di masjid. Tapi saya akan ceritakan tentang i'tikaf pertama saya -mudah-mudahan bukan yang terakhir.

5 tahun yang lalu, (saya lupa ramadhan waktu saya tingkat 3 STAN itu tahun 2003 atau akhir 2002 ya? Kaya'nya akhir 2002 deh...) tahun terakhir saya di STAN. Saya bersama seorang yang sangat saya cintai memutuskan untuk melakukan i'tikaf sebelum pulang ke kampung halaman. Akhirnya kami janjian akan i'tikaf sehari sebelum saya mudik (karena dia sendiri mudiknya ke Tangerang... hehe... -sementara saya ke Payakumbuh).

Siangnya, tak lupa saya memberitahukan kepada panitia i'tikaf masjid Baitul Maal (ah, masjid penuh kenangan... Begitu berkesannya masjid ini bagi saya sampe-sampe saya pernah bercita-cita ingin taa'ruf dan menikah di masjid ini... ^_^) bahwa akan ada 2 akhwat yang akan beri'tikaf malam ini. (mohon maaf jika para pembaca kecewa, ternyata seorang yang saya cintai adalah seorang akhwat juga...)

Malamnya saya pun shalat isya dan tarwih di MBM, kemudian mendengarkan tausiyah penyejuk qalbu dari seorang ustadz, dan dilanjutkan dengan tasmi' Alqur'an (kalo ngga salah, saya lupa). Tiba saatnya untuk istirahat. Dan panitia memutuskan kami akan tidur ruangan sekretariat Keputrian MBM (juga ruangan penuh kenangan ). Karena jendela yang hanya dibatasi kaca sehingga panitia harus menutup kaca-kaca tersebut dengan koran supaya tidak kelihatan dari luar. Kemudian kami pun beristirahat.

Lebih kurang pukul 2.30 dini hari (pasang alarm) kami bangun dan langsung menuju kamar mandi akhwat untuk sikat gigi dan berwudhu (ceritanya mau tahajjud). Kamar mandi akhwat pada saat itu memang kuncinya sedang rusak, sehingga tidak bisa dikunci dari dalam. Namun saya tenang saja karena menyangka tidak akan ada ikhwan yang berani masuk (orang ini kamar mandi akhwat!).

Dugaan saya salah! Sedang asyiknya sikat gigi, tiba-tiba masuk seorang bapak yang -seketika menyadari ada orang di dalamnya- langsung istighfar dan segera menutup pintu lagi dan pergi. Astaghfirullaah... Saat itu jilbab sedang saya buka. Entah bapak itu melihat saya atau tidak, saya juga ngga inget wajah bapak tsb, tapi sumpah serapah langsung keluar dari mulut saya (ngga segitunya sih. Hanya kata-kata kekecewaan, juga malu karena aurat yang -mungkin- kelihatan) 'Gimana sih, ini kan jelas-jelas toilet akhwat. Koq berani-beraninya masuk. Meskipun jarang ada akhwat yang i'tikaf tapi kan... bla...bla...'

Bahkan sampai setelah berwudhu, kekesalan itu masih saja melanda. Omelan-omelan dengan suara rendah masih saja keluar dari bibir saya. Ukhti yang saya cintai yang dari tadi hanya diam saja kemudian berkata kepada saya,

"Udah. Sabar ukhtiy... Jangan rusak malam yang penuh berkah ini dengan kekesalan kecil. Yuk tahajjud..."

Kira-kira begitu kalimatnya. Yang jelas sehabis dia berkata seperti itu, saya tak bisa membendung air mata. Saya pun menangis tersedu-sedu di bahunya...

Ya Allah... mengapa saya begitu naif... Saya tahu pasti bapak itu ngga sengaja. Aurat saya juga belum tentu kelihatan, karena kejadian itu begitu cepatnya, bahkan saya juga ga sempet melihat wajah si bapak yang pasti penuh rasa bersalah...

Malam ini begitu mulia untuk diganggu dengan insiden 'kecil' yang ga penting. Ya, saya sudah merusak malam ini. Saya pun kemudian menebusnya dengan mencoba berlama-lama berkhalwat dengan-Nya.
Begitulah, peristiwa itikaf saya 5 tahun yang lalu yang insyaAllah tak kan terlupakan. Mudah-mudahan suatu saat saya bisa merasakan indahnya malam penuh berkah di ramadhan tahun mendatang. Aamiiin...

 [ Salam sayang untuk ukhtiku Henny di Jember
Kisah cinta bersamamu terlalu indah untuk dilupakan
Miss you sooooo much... ]



Jakarta, Ramadhan 2008

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^