Thursday, August 30, 2012

episode syukur

Ini sedikit cerita waktu Iffah dirawat 4 hari di rumah sakit bulan Januari lalu.

Waktu itu Iffah masuk ke kamar kelas 2 yang isinya ada 4 orang (maklum, untuk orang tuanya yang masih golongan II, jatah Askesnya ya di kelas 2). Waktu itu kamar terisi penuh, sudah ada 3 penghuni lainnya. Iffah dapet tempat tidur yang berada di belakang pintu masuk.
Anak yang tempat tidurnya persis di sebelah Iffah pulang pada hari yang sama saat Iffah masuk. tak sempat cerita-cerita.

Anak yang tempat tidurnya berhadapan dengan Iffah, laki-laki, umurnya sekitar dua setengah tahun. Selalu ditemani ayahnya. Ibunya lebih banyak di rumah karena baru saja melahirkan adiknya yang baru berumur satu bulan. Awalnya, hanya kejedot yang menyebabkan kepalanya memar membiru. Namun birunya ngga hilang-hilang, sehingga orang tuanya mencoba periksa ke dokter. Singkar cerita, setelah di periksa ini-itu, dokter mengatakan ada indikasi Ravi menderita leukimia (untuk memastikan dokter menyuruh Ravi melakukan pemeriksaan tertentu -saya lupa namanya apa). Masya Allah... Anak sekecil itu harus menderita penyakit seberat itu. Wallahu a'lam...

Di sebelah Ravi ada Rina yang sudah hampir 3 minggu berada di rumah sakit tsb, dan belum ada tanda-tanda akan pulang. Rina juga ditunggui oleh ayahnya yang sabar sekali. Tadinya Rina kena demam berdarah. Beberapa hari pertama suhu badannya hampir selalu di atas 40 derajat cekcius, selalu berada di ruang High Care. Setelah panasnya turun, beberapa hari kemudian dokter mengatakan ada infeksi di paru-paru Rina. Tak lama perut Rina membuncit, dan kata dokternya usus Rina bengkak. Terakhir -kata ayahnya- ada indikasi virus demam berdarahnya sudah sampai ke otak.  Tak seperti Ravi yang masih bermain, berlari kesana kemari, Rina selalu di tempat tidur. Kalo mau keluar juga harus di gendong ayahnya. Alhamdulillah -entah apa yang dokter katakan kepada orang tuanya- Riba pulang ke rumah pada hari yang sama dengan kepulangan Iffah.Tepat di depan Rina, seorang anak laki-laki masuk dua hari menjelang Iffah pulang. Kena sakit demam berdarah.

Waktu jalan-jalan di koridor (karena Iffah sering tidak betah di tempat tidur, maunya main di luar terus) aku juga bertemu dengan beberapa orang ibu yang anaknya ternyata juga masuk rumah sakit karena kejang demam. Anak yang menempati posisi sebelum Iffah juga kena kejang demam. Hanya saja (cerita dari ayahnya Ravi) si anak itu kejang lagi tak lama masuk rumah sakit. (Padahal dari perawat dan dokter rumah sakit, juga dari artikel-artikel yang aku baca, dalam jangka waktu 24 jam setelah kejang pertama sebaiknya si anak jangan sampai kejang lagi. Aku dan si abi juga di wanti-wanti supaya Iffah jangan sampai kejang lagi)
Ada juga seorang ibu yang menggendong anaknya yang belum berusia dua tahun. Setelah ditanya, ternyata anaknya menderita asma. (Duh... aku ngga bisa ngebayangin gimana waktu si anak ini sesak nafas... Ngga tega... Kalo aku jadi ibuya mungkin udah nangis terus). Dan banyak lagi cerita-cerita lainnya...

Cerita-cerita yang membuat aku terus bersyukur dan bersyukur. Alhamdulillah... Begitu banyak hikmah dan pelajaran yang Allah berikan melalui peristiwa ini. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang senantiasa bersyukur...

Salah satu cara bersyukur atas kesehatan yang Allah berikan adalah dengan menjaganya. Namun jika Allah berkehendak menguji kita dengan mengambil ni'mat sehat itu, semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang bersabar...

Jakarta, Februari 2008

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^