Monday, January 5, 2015

York, Leeds, Southampton, or .... Birmingham?

Pre-departure training sudah selesai. Sekarang waktunya hunting (apply) ke universitas impian.

Tujuan negara saya satu, sudah jelas, akan ke United Kingdom (UK). Pengen ke Hogwarts (haha!), istana kerajaan Inggris, ke eropa lah pokoknya. Banyak pertimbangan kenapa pilih UK. Pertama, karena bahasa pengantarnya pastinya bahasa Inggris. Kalo ke Jepang atau Perancis -misalnya- saya musti belajar bahasa lokal selain bahasa Inggris. Males kan? (maksudnya, English aja masih plintat plintut mau nambah bahasa lain lagi...) Kedua, biaya sekolah anak-anak. Di Inggris, public school gratis, berbeda dengan Aussie. Dan yang ketiga -tentunya- pengen keliling Eropa (haha lagi!). Pengen banget ke Paris (especially ke Museum Louvre dan Eifel Tower lah). Kalo suami -mungkin- pengen nonton piala eropa langsung di stadionnya.

So, negara dah dapet. Now, kota apa?
Saya punya beberapa teman di beberapa kota di sana. Salah satu temennya temen yang lagi ngambil PhD di University of York bersedia dengan senang hati sharing info mengenai segala sesuatu mengenai York kepada saya. Mulai dari kuliah di Uni of York, living cost, harga sewa rumah, info primary school sampai daftar child care beserta fee-nya. Beliau juga yang kemudian merekomendasikan untuk menghubungi temannya yang lagi ngambil PhD di University of Leeds. Menurut beliau, living cost di Leeds lebih murah ketimbang di York. Bahkan ada temen yang kuliah di York tapi tinggal di Leeds karena pertimbangan living cost tadi.

Saya pun kemudian mencari informasi mengenai dua kota ini. So far, info yang saya dapat, Leeds termasuk kota termurah di UK. Kotanya juga ramai, karena Leeds adalah kota ke-3 terbesar di England setelah London dan Birmingham. Ranking universitasnya juga bagus. Setelah York, Leeds menjadi salah satu kota yang saya pertimbangkan.

Satu kota lagi yang jadi inceran adalah Birmingham. Begitu banyak lulusan UK yang memilih kota ini. Birmingham mungkin adalah kota dengan jumlah muslim terbesar di UK. Untuk usia sekolah (students), jumlah muslim bahkan lebih besar dibanding kristiani. Juga ada banyak sekali warga Indonesia disana, baik yang sedang kuliah atau yang permanent resident disana. Kecuali 'terlalu banyak Indonesia' disitu (hehehe), Birmingham tampaknya adalah kota favorit dan terbaik (sudah 5 orang angkatan saya ngambil Januari intake disitu, dan akan bertambah lagi September depan. Kayaknya kelas SPIRIT akan pindah ke Birmie!).

Meski dapet info lengkap tentang York, saya memutuskan (sementara) mau ke Leeds saja karena pertimbangan living cost. Pilihan kedua jatuh ke Birmingham. 

Selain pertimbangan kota, rentang waktu studi juga termasuk yang sukses bikin galau. Ketika kamu dapat beasiswa dan punya kesempatan hidup di luar negeri gratis bersama keluarga, pengennya pasti ngambil program 2 tahun ketimbang yang hanya setahun. Leeds dan Birmingham hanya punya sedikit jurusan yang menawarkan 2-years-program. Nah, University of Southampton nawarin agak banyak major yang 2 tahun. Saya lalu galau lagi...

Sampai kemarin, Southampton masih menduduki urutan pertama prioritas saya karena program 2 tahunnya. Tapi barusan searching mengenai living cost, ternyata hidup di Southampton jauh lebih mahal dibanding Leeds atau Birmingham. Hadeuuuuhh...

Hari ini saya berusaha menghubungi satu senior (dari SPIRIT) yang sekarang sedang kuliah disana, PPI Southampton, dan email seorang mahasiswi PhD yang saya dapat dari blognya. Sampai detik ini, belum satupun dari mereka yang membalas email saya. Semoga saya bisa dapat info dari mereka segera.

Oya, saya sudah coba apply ke Leeds, tapi saya belum melengkapinya. Saya sengaja menunda karena belum memutuskan kemana tujuan saya. Begitu apply, kita akan menerima Letter of Acceptance yang harus dijawab (akan diambil atau tidak). Saya ngga mau menolak offering yang akan saya sesali (seandainya uni inceran saya ternyata menolak permohonan saya padahal LoA dari uni satunya sudah terlanjur saya tolak)

Semoga Allah memudahkan dan memberkahi perjuangan dan perjalanan ini...



New year has come. Time flies so fast.
5 Januari 2015... 

7 comments:

  1. Aaamiiin. Seneng banget baca catatan-catatan ini, Kak Nin :D


    Oh iya, Kakak udah gabung di grup FB PPI UK belum? Recommended. Itu grupnya cukup komunikatif loh, Kak. Nanya gayung sama cabe belinya di mana aja ada yang jawab. Semangat ya Kak Ninaaaa (9^_^)9

    ReplyDelete
  2. Maaf mba, mau nanya. kbetulan ada niat juga mau apply di uk.
    kenapa ya living costnya harus benar2 diperhitungkan? bukankah sponsor beasiswanya nanggung keseluruhan?

    ReplyDelete
  3. Mohon maaf baru dibales mba Ima :)

    Sponsor biasanya memang menyediakan allowance yang bisa meng-cover keseluruhan biaya yang mungkin timbul selama studi untuk si awardee (penerima beasiswa), malah lebih.
    Pertimbangan living cost muncul karena saya berencana bawa keluarga dan itu tidak ditanggung oleh pemberi beasiswa. Kalaupun ditanggung biasanya tidak besar dan dengan syarat tertentu. Seperti misalnya LPDP, setahu saya ditanggung istri dan 1 anak jika dibawa setelah 6 bulan. CMIIW... Untuk Chevening dan Spirit (WorldBank) misalnya, mereka tidak menanggung sama sekali biaya untuk keluarga.

    Pertimbangan living cost juga bias digunakan misalnya kalo mba berniat nabung :D hehehe... Kalo living cost rendah, tabungan bulanan juga bias lebih banyak kan mba :)

    Semoga menjawab
    dan sukses buat aplikasinya ya :)

    Kalo udah nyampe UK, jangan lupa kasih tau ya mba :)

    ReplyDelete
  4. Akhirnya milih mana mbak? Saya juga sedang mempertimbangkan antara Birmingham, Leeds, dan Southampton..

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Mba Nina, apakah di York biaya hidupnya sama murahnya dgn Leeds? Atau mana yg lebih murah yah? Terimakasih..

    ReplyDelete

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^